MENJADI HATI BAGI HATI-HATI YANG LAIN

Budaya ataupun kebudayaan sangat erat kaitannya dengan kesan yang kuno, primitive dan terbelakang. Mungkin masuk akal, karena bentuk ataupun perilakunya memang yang terkesan seadanya. Siapakah yang mengharuskan demikian? Entahlah, namun yang jelas salah satu factor penyebabnya adalah kemampuan para pelaku budaya yang dengan segala keterbatasannya, baik secara intelektual maupun social. Sehingga eksistensinya bukan jadi meningkat, justru semakin lama semakin menurun. Logikanya sudah tentu yang terbatas sudah selayaknya mendapatkan uluran pihak yang berkemampuan tidak terbatas.

Para pelaku kesenian tradisional diantaranya, yang sangat sederhana dibandingkan kesenian-kesenian modern. Namun semua itupun akan bergantung pada bagaimana cara mengemasnya. Yang pasti bahwa kesenian tradisional merupakan salah satu cermin dari perilaku nenek moyang, demikianlah mereka beraktifitas dengan segala kesederhanaan namun sangat bersahaja.

Kembali kita berfikir ulang, selain cara pengemasan yang harus diperhatikan guna kesenian tradisional tersebut dapat bersaing, sehingga kehidupannyapun akan lebih baik, yaitu kesenian tradisional sarat akan pendidikan, sehingga apabila kesenian-kesenian tradisional itu tiram bersama waktu maka, kemanakah kita harus menemukan cerita tentang kehidupan para leluhur? dan hilanglah pendidikan kebudayaan untuk generasi berikutnya.

Budaya murni akan menjadi identitas yang ril untuk sebuah bangsa. Lantas budaya seperti apa yang menjadi identitas bangsa ini? Apakah kebudayaan yang sederhana dengan segala keterbatasannya? Apakah keberadaan budayanya yang justru tidak jelas?, semua itu adalah pertanyaan yang bisa dijawab oleh hati yang bisa menjadi hati bagi hati-hati yang lain.

Untuk mengantisipasi ketidak baikan terjadi terhadap ilmu kebudayaan nenek moyang, tentu harus diantisipasi sejak dini. Dibutuhkan kerjasama dari setiap kalangan untuk betul-betul memperhatikan hal ini, dibutuhkan keseriusan dan keikhlasan dalam membangun kembali jati diri bangsa melalui kebudayaan nenek moyang. Dengan demikian diharapkan para generasi yang akan datang masih sangat mudah untuk mengetahui warisan-warisan dari para leluhurnya, dengan saecara alami bangsa dan seisinya akan mencapai kedamaian, kesejahteraan dan ketentraman.

Oleh : Cahya Sukendar, S.Pd.